A. SEJARAH TEORI BIG FIVE
Sebelumnya kita telah
mendengar dan telah mempelajari beberapa pendekatan-pendekatan trait seperti
trait yang dikemukakan oleh Allport, Eysenck, dan Cattell. Namun dari semua
teori – teori yang ada mempunyai sudut pandang yang berbeda dari segi
penggunaan faktor analisis, jumlah dan juga dimensi alami dari trait.
Karena adanya perbedaan
tersebut membuat pemakaian dari trait – trait ini menjadi membinggungkan
padahal seperti yang kita ketahui setiap manusia memiliki keunikannya masing –
masing. Karena keunikan individu manusia inilah yang akhirnya membuat para
penetili – peniliti trait ingin mengadakan perubahan agar mereka dapat memiliki
satu pemahaman yang sama tentang trait.
Setelah bertahun – tahun para
peneliti trait belum juga memiliki pemahaman yang sama tentang trait sehingga
terjadi kekacauan. Setelah melalui perdebatan yang tidak terselesaikan akhirnya
sejak tahun 1980 terjadi peningkatan kualitas dan metode-metode modern
khususnya pada faktor analisis sehingga semua peneliti – peneliti trait
menyetujui bahwa perbedaan individu dapat dikelompokkan dalam 5 hal besar yang
disebut BIG FIVE trait theory.
Para peneliti mulai berfikir
bahwa dimensi Catteel yang sebanyak 16 berlebihan untuk menggambarkan
kepribadian manusia. Kebanyakan studi analisis melibatkan lima diantara 16
dimensi dari Catteel serta mengadopsi dua dimensi yang juga ada dalam 3 dimensi
Eysenk sehinnga penganalisis menganggap kelimanya sudah cukup untuk mencakup
struktur kepribadian.
Teori Big Five pertama sekali diperkenalkan
oleh Lewis R. Goldberg pada tahun 1981. Salah satu tokoh yang mengembangkan
teori Big Five ini adalah Allport yang melakukan penelitian dengan bergantung
pada hipotesis Lexical. Selain itu, Goldberg juga menyatakan bahwa Cattell
adalah bapak intelektual dari teori Big Five. Selain Goldberg, terdapat 2 tokoh
lagi yang mempelopori teori BIG FIVE, yakni Robert McCrae dan Paul Costa.
Lewis R. Goldberg
Lewis R. Goldberg adalah
seorang psikologis kepribadian dari Amerika dan seorang emeritus di Universitas
Oregon yang sangat erat kaitannya dengan teori Big Five taksonomi kepribadian.
Pada tahun 1953 dia menerima gelar A.B dalam hubungan sosial dari Universitas
Harvard. Ia mendapatkan gelar Ph. D dari psikologi di Universitas Michigan pada
tahun 1958. Setelah menerima gelar dokternya, dia menjadi asisten professor dan
bekerja di Universitas Stanford. Sejak 1960 dia mengajar di Universitas Oregon,
dimana dia adalah Professor Emeretus. Dan Goldberg juga sudah menerbitkan lebih
dari 100 artikel penelitian.
Paul T. Costa
Paul T. Costa lahir di Franklin, New Hampshire pada 28 April tahun 1942. Dia dan Robert McCrae mulai berkolaborasi pada
tahun 1976. Dia menerima gelar sarjana psikologi nya dari universitas clark dan
gelar dokter di human development universitas chicago. Setelah posisi akademik
nya di harvard dan universitas massachusetts di boston, dia bergabung
dengan nia untuk meresmikan stress and coping section. Dari tahun 1985
sampai 2009 ia adalah kepala laboratorium kepribadian dan kognisi (sekarang
laboratorium behavioral neuroscience). Minat penelitiannya termasuk
pengembangan dewasa, penilaian kepribadian, dan penyakit alzheimer.
Robert R. McCrae
Robert R. McCrae lahir di maryville, missouri pada tahun 1949, anak
bungsu dari 3 bersaudara. Adalah seorang psikolog kepribadian yang melakukan
penelitian penuh di program intramural dari national institute on aging. Minat
penelitiannya termasuk struktur kepribadian, penilaian, dan umur pengembangan;
pengaruh ciri kepribadian terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan, dan
universalitas lintas budaya dari ciri kepribadian. Dia menerima gelar ba dalam
bidang filsafat dari michigan state university dan gelar ph.d di psikologi
kepribadian dari universitas boston.
Big
Five digunakan untuk menggambarkan kepribadian
seorang individu yang di deskripsikan dengan 5 kata atau label besar yaitu :
1. Neuroticism
(N)
2. Extraversion
(E)
3. Openness
(O)
4. Agreeableness
(A)
5. Conscientiousness
(C)
Kelima
dimensi ini dapat diterapkan pada berbagai teknik penilaian tingkat kepribadian
seseorang, tes objektif, dan observasi.
Kelima faktor diatas adalah hasil dari perpaduan faktor – faktor trait
dari tokoh – tokoh sebelumnya.
B.
DEFENISI
KEPRIBADIAN
Lewis
Goldberg
Manusia dibedakan kepada
karakter-karekter serta kepribadian yang dipunyai oleh setiap individu.
Masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri, sikap, dan pola berfikir sendiri
yang banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan mereka dibesarkan dan bentuk
pendidikan yang diperoleh.
Paul
T.Costa. Jr
Kepribadian merupakan penentu penting
dari cara-cara orang menghadapi stres.
Robert
R.McCrae
Kepribadian adalah dimensi perbedaan
individu dalam kecenderungan untuk menunjukkan pola konsisten dari pikiran,
perasaan, dan tindakan.
C. STRUKTUR KEPRIBADIAN
Struktur Kepribadian merupakan
suatu aspek kualitas yang relative stabil yang membedakan antar individu.
·
Unit analisis yaitu
variable dasar untuk memahami kepribadian yang terdiri dari traits, type dan
system kepribadian.
a.
Traits
adalah respon yang konsisten pada berbagai situasi
1.
Neuroticism = menilai penyesuaian vs
ketidakstabilan emosional. mengidentifikasi
individu rentan terhadap tekanan psikologis, ide realistis, keinginan yang
berlebihan atau dorongan.
2.
Extraversion
= menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, tingkat aktivitas, kebutuhan stimulasi dan kapasitas untuk kesenangan.
3.
Openness
= menilai pencarian proaktif dan apresiasi pengalaman
untuk kepentingan diri sendiri, toleransi
untuk dan eksplorasi asing
4.
Agreeableness
= menilai kualitas dari satu orientasi dalam diri sepanjang rangkaian kesatuan
dari rasa iba sampai antagonis di dalam pikiran, perasaan dan perbuatan.
5.
Conscientiousness =
menilai tingkat organisasi individu, ketekunan dan motivasi dalam tujuan yang
diarahkan oleh perilaku. kontras diandalkan,
orang cerewet dengan
mereka yang lesu dan
ceroboh.
b.
Type adalah traits yang dikelompokkan dalam
karakteristik tertentu. Terdapat 2 karakteristik trais yaitu
1. Karakteristik berdasarkan skor tinggi
-
Neuroticism
= khawatiran, gugup, merasa tidak aman, tidak sesuai, emosional dan suka
bersedih tanpa alasan.
-
Extraversion
= supel, aktif, banyak bicara, suka berorientasi, fun-loving, memiliki kasih
saying.
-
Openness
= memiliki rasa ingin tahu, aneh, ketertarikan yang besar, kreatif,alami,
imajinatif, modern.
-
Agreeableness
= berhati lembut, baik hati,
saling percaya, penolong, pemaaf, mudah tertipu,jujur
-
Conscientiousness
= terorganisi, dapat diandalkan, pekerja keras, disiplin diri, tepat waktu,
teliti, rapi, tekun dan ambisius.
2. Karakteristik
berdasarkan skor rendah
-
Neuroticism = tenang,
santai, tidak emosional, tabah, aman, puas diri
-
Extraversion = pendiam,
sederhana, pemurung, penyendiri, focus pada tugas, pemalu
-
Openness =
konvensional, rendah hati, memiliki kepentingan yang sempit, tidak artistic dan
tidak analitik
-
Agreeableness = sinis, kasar, curiga, tidak
kooperatif, dendam, kejam,
pemarah, manipulative
-
Conscientiousness
= tidak ada tujuan, tidak dapat diandalkan,pelamas, ceroboh, teledor,
lalai,berkemauan lemah, hedonistic.
c.
System
adalah kumpulan berbagai bagian-bagian yang saling berkaitan dalam menghasilkan
suatu fenomena perilaku.
D. DINAMIKA KEPRIBADIAN
Menurut Allport sifat merupakan unit
dasar dari kepribadian. Ia berpendapat bahwa sifat itu ada dan berkedudukan di
sistem saraf. Allport dan tokoh big Five lainnya mempresentasikan disposisi
kepribadian umum yang menjelaskan keteraturan fungsi seseorang dari satu
situasi ke situasi yang lain dan dari satu waktu ke waktu yang lain.
Dinamika Proses Kepribadian dalam
teori Big Five pada dasarnya berkembang melalui teori kepribadian Eysenck dan
Cattell. Baik teori Eysenck maupun Cattell memiliki asumsi yang sama tentang
karakteristik alamiah sifat kepribadian dan kegunaan analisis faktor dalam
mengidentifikasikan sifat seseorang. Diantara ketiga tokoh pendekatan trait terdapat
pandangan mengenai penggunaan faktor analisa mengenai jumlah dan dimensi sifat
dasar yang diperlukan untuk mampu mendeskripsikan kepribadian.
Melalui pendapat tersebut big five
personality mulai ditemukan. Pada awalnya diperkenalkan oleh Lewis R.Goldberg.
Mula-mula hanya ditemukan tiga trait, yang diantarnya yaitu neuroticism,
extraversion, openness. Lalu, teorinya tersebut dikembangkan oleh Paul T.Costa
dan Robert R McCrae dengan menambahkan dua trait lagi agar tedapat lima trait
yang sesuai dengan sebutan Big Five. Kedua trait tersebut yaitu agreeblesness
dan conscientiousness.
E.
PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN
Latar belakang nature dan nurture sangat
mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang yakni menyebabkan hasil respons yang berbeda pada setiap stimulus atau
tindakan yang dilakukan kepadanya. Hal ini melahirkan sifat-sifat yang membedakan satu
individu dengan yang lain yang disebut dengan traits. Traits didefinisikan sebagai suatu dimensi yang
menetap dari karakteristik kepribadian yang membedakan antar individu. Saat ini para peneliti, khususnya generasi
muda, menyetujui teori trait yang dikelompokkan menjadi 5 besar dengan dimensi bipolar (John, 1990; Costa & McCrae, 1992 dalam Pervin & John,2001) yang disebut dengan Big Five.
Big
Five ini dilakukan dengan metode pendekatan yaitu teori traits yang merupakan sebuah model untuk mengidentifikasi trait-trait dasar yang diperlukan untuk menggambarkan suatu kepribadian itu sendiri. Pendekatan
pertama berdasarkan self rating pada trait kata sifat tunggal, seperti talkactive,
warm, moody, dan
sebagainya . Pendekatan kedua berdasarkan self
rating pada item-item kalimat, seperti hidupku seperti langkah
yang cepat (Larsen & Buss, 2002). Lewis R.
Goldberg telah melakukan penelitian secara sistematik dengan menggunakan
trait kata sifat tunggal. Taksonomi Goldberg telah diuji dengan menggunakan
analisa faktor, yang hasilnya sama dengan struktur yang ditemukan oleh Norman
tahun 1963. Menurut Goldberg (1990 dalam Larsen & Buss, 2002), big five terdiri
dari Surgency atau extraversion, Agreeableness, Conscientiousness,
Emotional Stability, Intellec atau Imagination
F. PERUBAHAN
PERILAKU
Skala Trait
|
Karakteristik skor tinggi
|
Karakteristik skor rendah
|
Extraversion
Mengukur
kuantitas dan itensitas dari interaksi interpersonal, tingkatan aktivitas,
kebutuhan akan dorongan, dan kapasitas dan kesenangan.
|
Mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan social, aktif, banyak bicara, orientasi
pada hubungan sesame, optimis, fun loving, affectionate.
|
Tidak
ramah, bersahaja, suka menyendiri, orientasi pada tugas, pendiam.
|
Agreeableness
Mengukur
kualitas dari apa yang dilakukan dengan orang lain dan apa yang dilakukan
terhadap orang lain.
|
Lembut
hati, dapat dipercaya, suka menolong, pemaaf, penurut.
|
Sinis,
kasar, curiga, tidak kooperatif, pedendam, kejam, manipulative.
|
Neuroticism
Menggambarkan
stabilitas emosional dengan cakupan-cakupan perasaan negative yang kuat
termasuk kecemasan, kesedihan, irritability dan nervous tension.
|
Tenang,
santai, merasa aman, puas terhadap dirinya, tidak emosional, tabah.
|
Cemas,
gugup, emosional, merasa tidak aman, merasa tidak mampu, mudah panik.
|
Openness
Gambaran
keluasan, kedalaman,dan kompleksitas mental individu dan pengalamannya.
|
Ingin
tahu, minat luas, kreatif, original, imajinatif,untraditional.
|
Konvensional,
sederhana, minat sempit, tidak artistic, dan tidak analitis.
|
Conscientiousness
Mengukur
tingkat keteraturan seseorang, ketahanan dan motivasi dalam mencapai tujuan.
Berlawanan dengan ketergantungan, dan kecenderungan untuk menjadi malas dan
lemah.
|
Teratur,
dapat dipercaya, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, teliti, rapi,
ambisius, dan tekun.
|
Tidak
bertujuan, tidak dapat dipercaya, malas, kurang perhatian, lalai, sembrono,
tidak disiplin, keinginan lemah, suka bersenang-senang.
|
G. ISU-ISU PENTING
1.
Free
will VS Determinism
Menurut cattel perilaku
manusia lebih mengarah ke arah determinsm dibandingkan free will. Ini artinya
sifat manusia manusia lebih cenderung dibatasi daripada bebas atau tidak
terbatas. Cattel menyatakan bahwa untuk
perilaku yang dianggap dapat diprediksi, maka harus ada konsistensi dalam
kepribadian. Prediksi terhadap prilaku manusia akan sulit dilakukan jika
terdapat spontanitas dalam perilaku manusia. Jika manusia melakukan segala hal
dengan spontan atau tidak terbatas, maka akan sangat sulit untuk memprediksi
perilaku. Oleh karena itu, Cattel beranggapan sifat-sifat manusia lebih
cenderung ke arah determinism (dibatasi) dari pada prilaku yang free will
(tidak terbatas).
- Nature VS Nurture
McCrae dan costa merupakan pendukung “Nature” terkuat.
Mereka mengklaim bahwa kepribadian sangat ditentukan oleh warisan biologis
(Nature), sedangkan lingkungan (Nurture) hanya memberikan sedikit efek.
Anggapan mereka adalah, “sifat kepribadian merupakan disposisi endogen yang
mengikuti jalur intrinsik perkembangan yang secara esensial independen dari
pengaruh lingkungan. McCrae dan costa menyatakan adanya pendewasaan intrinsik
dalam kepribadian. Sifat merupakan ekspresi biologi manusia. Mereka dinyatakan
tidak terpengaruh oleh lingkungan, lingkungan hanya memberikan sedikit pengaruh
pada masa depan seseorang. Namun, di
sisi lain Cattel beranggapan bahwa baik nature (faktor keturunan) maupun
nurture (lingkungan sosial) sama-sama memberikan kontribusi yang sama dalam
mempengaruhi kepribadian seseorang. Penelitiannya
telah menunjukkan dampak kuantitatif dari faktor
keturunan dan lingkungan terhadap berbagai sifat.
- Past VS Present
Menurut Cattel, baik pengalaman masa lalu (past experiences) dan
peristiwa-peristiwa yang baru (present experience), keduanya sama-sama
mempengaruhi kepribadian seseorang. Bagi Cattel, pengalaman masa kanak-kanak
memang berpengaruh, namun ini tidak menutup kemungkinan seseorang untuk dapat
memodifikasi kehidupannya di masa mendatang.
- Uniqueness VS Universality
Dalam teori big five, dikatakan memiliki
Uniqueness karena mempunyai trait dengan keunikannya masing-masing. Dan setiap
trait ini juga mempunyai ciri atau facetnya masing-masing. Dikatakan universal
adalah karena menurut teori ini, kelima trait ini dimiliki oleh semua individu.
Universality ini merupakan ciri
kepribadian secara umum, dan menjadi acuan dalam menentukan, mengidentifikasi
kepribadian tiap individu. Cattel berpandangan
bahwa uniqueness dan universality memiliki posisi yang seimbang. Tidak
ditemukan ciri-ciri umum yang berlaku bagi setiap orang dalam suatu budaya dan
ciri sifat unik (uniqueness) yang biasanya menggambarkan setiap individu.
Dalam
teori ini, equilibrium dan growth memiliki posisi yang seimbang. Disini tidak
terlalu banyak dijelaskan bagaimana teori ini memberikan keterangan tentang
keseimbangan dan pertumbuhan dalam hidup manusia dengan pembentukan
kepribadian. Dimana, keseimbangan dan pertumbuhan ini melibatkan kepentingan
dan akhir dari tujuan hidup manusia. Tetapi,McCrae
dan Costa yakinsetiap orang memiliki level tertentu dari masing-masing five
factor, kemudian akan mempengaruhi pengalaman dan perkembangan kepribadian
psikologis.
- Optimistic VS Pessimistic
Optimism
adalah kepribadian manusia sangat positif dan penuh harapan. Awalnya menurutCattel, dia sangat optimis tentang adanya suatu kemampuan
dalam setiap orang untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial. Cattel
memperkirakan bahwa manusia seharusnya memiliki kesadaran besar untuk
mengontrol lingkungan hidupnya. Ia mengharapkan untuk dapat melihat kenaikan
intelegensi manusia bersamaan dengan perkembangan kehidupan komunitas yang
lebih ramah sebagai kreatifitas warga negara yang menduduki suatu tempat. Pada
kenyataannya, harapan Cattel tersebut tidak terpenuhi dan akhirnya ia harus
percaya bahwa sifat perilaku manusia dan masyarakat mengalami kemunduran.
H. ASSESMENT
AND RESEARCH
·
Assesment (Penilaian)
Ketika bekerja
di Pusat Penelitian Gerontology dari National Institutes
of Health di Baltimore, Maryland; Robert McCrae dan Costa Paul memulai sebuah program yang
mengidentifikasi lima faktor kepribadian. Faktor-faktor ini dikonfirmasi melalui berbagai teknik penilaian termasuk penilaian
peringkat diri seseorang, tes objektif, dan laporan dari
pengamat. Para peneliti kemudian mengembangkan tes kepribadian, NEO
Personality Inveriority, menggunakan
singkatan yang berasal dari inisial dari tiga faktor yang
pertama. Di dalam penelitian ditemukan faktor-faktor yang sama dari prosedur penilaian
yang berbeda menunjukkan bahwa faktor ini dapat diandalkan sebagai aspek yang
membedakan kepribadian. Lima faktor dan sifat-sifat karakteristik yaitu: Neuroticism,
Extroversion, Opennes, Agrebleness, Conscientiousness.
Peneliti
lain, mengikuti jejak yang dilakukan oleh McCrae dan Costa, yang
mengembangkan daftar periksa kata sifat yang telah
terbukti menjadi langkah-langkah dari lima faktor tersebut. Peserta dalam penelitian menanggapi daftarnya
memilih kata yang paling menggambarkan diri mereka. Satu daftar tersebut menggunakan 100 kata sifat untuk
mengukur lima faktor; yang lain hanya menggunakan 40. pendekatan lain berhasil
untuk mengukur lima faktor besar dan sifat kepribadian mereka menggunakan struktur
wawancara yang terdiri dari 120 item yang direspon
secara lisan oleh peserta penelitian.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun tes lainnya telah
diusulkan sebagai cara untuk mengukur kelima faktor, teknik NEO tetap yang paling sering digunakan.
·
Research (Penelitian).
Dengan menggunakan
metode analisis faktor, Raymond Cattell dan Hans Eysenck menghasilkan daftar sifat-sifat kepribadian yang bervariasi jumlahnya.
Ini tidak menunjukkan kelemahan yang melekat dalam metode
ini, melainkan dalam mencerminkan
cara teori masing-masing memilih untuk mengukur kepribadian. Peneliti
kepribadian kontemporer telah menyatakan ketidakpuasan dengan teori ini,
menunjukkan bahwa penelitian Eysenck itu sederhana dan memiliki
terlalu sedikit faktor, sedangkan penelitian Cattell terlalu rumit dan sulit
untuk ditiru. Upaya untuk mereplikasi penelitian Cattell ini biasanya
menghasilkan tidak lebih dari lima faktor. Pada tahun 1980, di Pusat Penelitian Gerontology dari National
Institutes of Health di Baltimore, Maryland; Robert McCrae dan Costa Paul memulai sebuah program yang
mengidentifikasi lima faktor kepribadian. Faktor-faktor ini dikonfirmasi dengan berbagai teknik
penilaian peringkat diri, tes objektif, dan laporan pengamat. Para peneliti mengembangkan tes kepribadian, Personality
Inventory NEO, nama untuk inisial dari tiga faktor.
Kemiripan
yang jelas antara faktor neurotisism dan extraversion McCrae dan Costa diusulkan dan bernama sama ddengan
teori dalam teori Eysenck
itu. Juga, agreeblenss dan conscientiousness dalam model McCrae mewakili kutub yang berlawanan dengan
dimensi Eysenck itu. Openness
to experience memiliki hubungan dengan kecerdasan, dan agreebleness terkait konsep adler
yaitu
kepentingan sosial,
McCrae dan Costa
yakin bahwa neurotisism dan extraversion lebih kuat dipengaruhi
oleh faktor keturunan daripada lingkungan. Tiga faktor lainnya yang meskipun harus lebih ditentukan
oleh lingkungan. meskipun mereka juga memiliki komponen genetik. Ini disebut "lima besar" faktor telah secara
konsisten diamati dalam budaya Timur dan Barat.
Sebuah
temuan yang berpendapat pada komponen genetik. Kelima faktor telah terdeteksi baik pada anak-anak dan
pada orang dewasa. Penelitian longitudinal, di mana subjek yang sama diuji
selama enam tahun, menunjukkan dekat tingkat stabilitas di kelima ciri. orang
yang memiliki tinggi agrebleness sebagai anak-anak yang ditemukan akan tetap
sebagai orang dewasa. Extraversion adalah untuk secara positif terkait
untuk kesejahteraan emosional, dan neurotisism negatif
terkait dengan kesejahteraan emosional. Dengan demikian, para peneliti
menyimpulkan bahwa orang yang mmiliki extraversion tinggi
dan memiliki neurotisism rendah secara genetik cenderung untuk kestabilan emosi. Di samping itu, orang-orang yang tinggi dalam agreebleness
dan kesadaran yang lebih besar menunjukkan kesejahteraan emosional. Peneliti lain menemukan bahwa orang-orang yang
memiliki neuroticism tinggi
yang rentan terhadap depresi, kecemasan, dan menyalahkan
diri sendiri.
Tidak
semua peneliti kepribadian kontemporer menerima lima faktor
McCrae dan Costa berpendapat sama
bahwa tidak ada kelompok lima faktor memadai dapat
menjelaskan kompleksitas kepribadian manusia. Peneliti lain setuju bahwa
mungkin hanya ada lima kepribadian utama. tapi mereka tidak setuju pada sifat
yang ada. Namun demikian,
McCrae dan Costa memberikan pendekatan yang menarik dan didukung dengan baik
untuk menggambarkan komposisi kepribadian dan kepentingan relatif dari faktor
keturunan dan lingkungan dalam menentukan sifatnya.
7 komentar:
thank atas infonya broo..
assalamualaikum Darna, saya febry mhs PSI UINSA,kebetulan big five sendiri masuk ke dalam bahan penelitian skripsi saya,saya sangat senang begitu menemukan boleh minta referensinya? terima kasih banyak
assalamualaikum Darna, saya febry mhs PSI UINSA,kebetulan big five sendiri masuk ke dalam bahan penelitian skripsi saya,saya sangat senang begitu menemukan boleh minta referensinya? terima kasih banyak
min, boleh minta referansi sumbernya ?
http://11014ems.blogspot.co.id/2012/07/1-sejarah-teori-big-five.html
kok sama isinya ya ???
siapa duluan
Assamualaikum darna,kebetulan skripsi saya membahas mengenai big five personality, apakah blh minta referensi nya???
Posting Komentar